puput memang salah satu sahabatku yang telah akrab, karena itu ia tak pernah sungkan-sungkan memperlakukan aku sebagai adiknya sendiri, Mungkin karena hal itulah akhirnya tumbuh benih-benih cinta dihatiku, padahal aku sendiri sadar bahwa perlakuannya terhadapku hanya sebatas seorang sahabat dekat
saat i8tu dia memintaku mengantarnya ke tempat kakak kelasnya, Disaat itu pula aku sadar, bahwa aku memiliki kesempatan untuk berduaan dan sepertinya keinginanku untuk memilikinya bisa terkabul walau hanya untuk sesaat, disaat itu pula aku tak menyadari bahwa bayangan kelam tengah mengintai dan akan menjadi hari-hariku kelak.
Menyesal memang mengapa dulu aku pernah menolak ia, tetapi air mata sesaat itu tak lantas tak menyurutkan niatku untuk ingin menjadi pacarnya. Ya…disetiap saat suntuk aku selalu mengajaknya untuk pergio jalan hanya berduan.Tetapi terkadang aku takut juga karna ini pertamanan aku dengan pacarnya puput jadi berubah.
Sampai saat ini aku tak pernah bisa menolak keinginanku untuk tetap ingin menjadi pacarnya. Bisa dibilang penyesalan yang awalnya hadir kini sudah sirna tak berbekas, justru rasa cinta yang hadir semakin lama semakin mengkristal. Bisa dibilang puput adalah cinta pertamaku yang wajahnya selalu hadir dimanapun dan kapanpun dan kejadian malam itu begitu meninggalkan bekas yang mendalam dikehidupan aku.
Walau pada akhirnya aku hanya mendapatkan kenyataan pahit yang membentang karena ia telah menjadi milik orang lain. Sungguh saat ini aku benar-benar merasa frustasi menghadapi kenyataan bahwa sekarang ia hanya mencintai temanku dan mengabaikan aku bagaikan sampah yang tak memiliki nilai sepeserpun.
Tapi sikapnya yang begitu baik padaku dan begitu dingin bila kami berada ditengah-tengah keramaian bersama sahabat-sahabat kami membuat aku menjadi semakin bingung, mungkinkah puput memendam perasaan yang sama denganku, atau ia hanya ingin memanfaatkan kebaikanku semata, sampai saat ini aku tak pernah tahu karena puput tak pernah mengungkapkan perasaannya kepadaku.
Ingin rasanya aku berteriak dan mengatakan betapa bodohnya diri ini.....tapi di sisi lain aku berpikir bukankah dahulu itu keinginanku untuk melepasnya...??? jadi harus bagaimana sekarang...? siapa yang harus di salahkan, aku atau puput? Seandainya aku tahu dari awal akan terjadi seperti ini, mungkin sudah kukubur perasaan cinta ini terhadap puput, tapi kenyataannya sampai detik ini aku tak bisa melupakan semuanya, bahkan semakin mencintainya lebih dari apapun…….
Evolutions Backlinks ™
URL |
Code For Forum |
HTML Code |